Mentoring untuk meraih level sukses yang baru

Berusahalah mengikuti jejak langkah tenaga pemasar yang lebih berpengalaman.

Dalam hubungan mentoring, ada garis pemisah halus di antara tuntutan dan tekanan. Inilah satu dari banyak pelajaran yang dipetik Jeremiah Panlilio, BA, dari hubungan mentoring-nya dengan Adrian George, CFP, TEP, anggota MDRT dari Calgary, Alberta, Kanada.

“Tanpa tekanan, orang cenderung lebih berkembang,” kata Panlilio. “Kemungkinan untuk maju menjadi lebih besar tanpa beban itu. Ikuti saja panduannya, lalu laksanakan.”

Mentornya setuju. “Tak ada tekanan untuk bisa tiba-tiba meraih hasil nyata,” katanya. “Tapi ada tuntutan tanggung jawab untuk memastikan mentee mengubah keadaan ke arah yang lebih baik.”

George yakin para mentor tidak punya formula ajaib untuk membuat mentee-nya lolos kualifikasi MDRT.

“Tidak ada resep rahasia untuk mempercepat laju Jeremiah menuju sukses. Peran saya lebih ke memastikan dia fokus pada tujuannya,” kata George. “Bukan mencari jalan pintas, tapi menghindari distraksi yang bisa memperlama prosesnya. Tugas saya bukan menyingkat perjalanan dua tahun menjadi setahun, tapi mencegah perjalanan dua tahun menjadi lima tahun.”

Mentor dan mentee ini sama-sama asli Calgary. Sebelum membentuk relasi mentoring, keduanya pernah bertemu. Panlilio sempat mendengarkan George berbicara di berbagai acara industri, salah satunya pertemuan MDRT, dan ia “terpana”.

“Rasanya saya bisa belajar banyak dari sosok yang satu ini,” kata Panlilio. “Jika ingin meraih sukses, Anda harus bergaul dengan orang sukses. Di mata saya, George ini orang sukses.”

Panlilio menghubungi George dan keduanya resmi memulai hubungan mentoring pada November 2019. Walau George memberi tugas dan meninjaunya, ia ingin justru mentee-nya yang lebih berinisiatif dalam hubungan mereka. Sikap ini mungkin di luar dugaan orang, mengingat George adalah anggota yang telah meraih Top of the Table tiga kali.

“Salah satu hal yang berbeda dari cara kami menetapkan aturan kolaborasi ini adalah, sejak awal, Jeremiah sangat paham bahwa hubungan ini berorientasi mentee,” kata George. “Saya bukan business coach. Peran saya adalah mentor, bukan instruktur. Jeremiah harus menjadi penentu arahnya sendiri.”

George pernah didekati seorang calon mentee yang terpaksa ia tolak karena jelas-jelas tidak menunjukkan upaya seperti itu.

“Pernah ada yang bertanya, ‘Bisa tolong rancang rencana bisnis saya, jadi saya tinggal ikuti saja persisnya bagaimana?’ Tidak. Saya tidak mau.”

Panlilio menganggap serius wawasan dan nasihat George, berharap bisa mengukir prestasi seperti mentornya dan meraih kualifikasi MDRT.

“Tak saya lewatkan satu pun nasihatnya. Bagi saya, Adrian bisa meraih posisinya saat ini karena suatu alasan,” kata Panlilio. “Jejak langkah orang sukses bisa kita telusuri. Jadi, kalau orang sukses ini bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi Anda petunjuk, konyol kalau, sebagai mentee, kita tidak melaksanakannya.”

Saat bekerja dengan Panlilio, George fokus pada satu hal sekali waktu. Ia mendorong mentee-nyauntuk tetap menjalankan aktivitas utama praktiknya, dengan menyediakan satu hari saja dalam seminggu — atau 20% waktunya — untuk mencoba hal baru seperti, misalnya, menyasar pasar ceruk. Alternatif ini melegakan Panlilio. Ia tak bisa mengabaikan perannya untuk menghidupi keluarga. Jangan sampai mengejar kualifikasi MDRT membuat bisnisnya justru terbengkalai.

“Saya tahu Jeremiah tidak takut keluar dari zona nyaman,” kata George. “Saat memberinya tugas, saya tahu ia akan menuntaskannya.”

Mereka bertemu setiap dua minggu, meski Panlilio boleh sewaktu-waktu bertanya atau berkonsultasi.

“Saya yakin Adrian pernah menghadapi situasi serupa, jadi saya tidak sungkan untuk minta pendapatnya ‘Selanjutnya bagaimana?’” kata Panlilio.

Sementara itu, George akan selalu menganggap dirinya sebagai salah seorang 'pemandu sorak' paling meriah untuk Panlilio.

“Hati saya riang melihat Jeremiah melampaui ekspektasinya sendiri. Yang awalnya dirasa mustahil, kini menjadi hal normal untuknya,” kata George. “Saya rasa tak seorang pun bisa mencapai sukses, di level apa pun, seorang diri.”

Ingin info selengkapnya tentang Program Mentoring MDRT? Klik di sini.

3 MIN DURASI BACA