Hambatan penasihat dalam mengoptimalkan ceruknya

Lima alasan penasihat tidak maksimal memanfaatkan pasar sasarannya.

Kita semua tahu pentingnya 'filter' yang membantu memisahkan distraksi dari peluang. Lantas, mengapa banyak penasihat masih bekerja tanpa filter dan terus membuang waktu, bukan menginvestasikannya? Banyak penasihat berada di posisi ini. Entah itu sama sekali tidak berkonsentrasi pada satu ceruk atau berfokus pada satu (atau banyak) ceruk, dinamikanya tidak berjalan lancar. Mari kita gali lebih dalam untuk mencermati lima masalah yang membuat penasihat tidak mengoptimalkan ceruknya.

Penting tapi tidak mendesak. Banyak penasihat ingin menentukan ceruknya, tapi proses tersebut justru berada di urutan terbawah daftar tugas mereka setiap hari. Dengan banyaknya hal yang perlu dibereskan, orang sering terjebak pada hal yang mendesak. Jangankan memikirkan spesialisasi, memesan makan siang tanpa interupsi pun tidak bisa. Kita terjebak di mode reaktif, dikendalikan oleh karier alih-alih proaktif menjalankannya sesuai arah yang kita mau. Dan meski mudah untuk menunda dan berkata kita akan memikirkan gambaran besarnya nanti bila ada waktu, ingatlah bahwa hari depan ditentukan oleh hal yang kita lakukan (atau tidak lakukan) hari ini. Hal-hal yang penting tetapi tidak mendesaklah yang akhirnya paling berpengaruh terhadap arah lintasan karier kita.

Takut kalau terlalu spesifik. Banyak penasihat tak mau berkomitmen pada ceruk pasar tertentu karena pola pikir berkekurangan. Jika berspesialisasi, mereka takut kehilangan beragam calon nasabah. Selain itu, mereka enggan menolak yang datang. Tapi dengan pola pikir berkelimpahan, mereka akan menyadari bahwa industri ini takkan kekurangan dan bahwa mereka sebenarnya bisa mendapat lebih banyak justru dengan berspesialisasi. Fokus pada ceruk tertentu tidak berarti harus menolak setiap orang yang tidak betul-betul sesuai kriteria. Spesialisasi berarti bahwa penasihat bisa lebih tepat sasar dalam upaya pemasarannya dan bisa lebih selektif dalam menerima nasabah.

Cara lama tak efektif lagi. Banyak penasihat meraih tingkat sukses tertentu, lalu menemui jalan buntu. Dan meski bisa aman dengan terus menggunakan cara lama, mereka tidak akan naik ke level berikutnya dengan cara yang sama. Jadi, kalau Anda belum pernah berfokus pada ceruk tertentu atau sudah berfokus di satu ceruk untuk waktu yang lama, bayangkan hal yang akan terjadi pada lembaran baru bisnis Anda jika Anda mau mengambil langkah berani atau melakukan perubahan kecil tetapi krusial. Memang, rasanya tenang berada di zona nyaman, tapi bermain aman tidak akan mendatangkan pertumbuhan yang eksponensial.

Ada yang kurang. Penasihat sering kali tidak total dalam menjalani kariernya, dan sekalipun kinerjanya baik, mereka masih merasa seperti ada yang kurang. Seringnya, hal ini terjadi karena mereka merasa aktivitas mereka sehari-hari tidak terhubung dengan hal yang lebih besar, entah itu tujuan atau motivasi pribadi, prinsip diri, atau visi masa depan yang ingin mereka wujudkan. Dan, jika demikian adanya, sulit untuk mengoptimalkan manfaat dari spesialisasi, meski ceruknya sudah spesifik sekali.

Bertindak tanpa tujuan jelas. Maukah Anda naik perahu bersama orang-orang tercinta, membawa semua kepunyaan Anda, lalu mulai mendayung tanpa tahu ke mana Anda akan menuju? Mungkin tidak. Masalahnya, hal itu terjadi pada kita di bisnis ini. Karena getol berusaha, kita langsung terjun dan bertindak. Tapi penasihat sering gagal mengoptimalkan ceruk karena mengira bertindak sama dengan melangkah maju. Percuma mendayung sekencang-kencangnya jika haluan perahu kita salah arah. Jika kita tidak mundur sejenak untuk mendapatkan kejelasan arah tujuan, waktu kita akan terbuang untuk mengerjakan hal yang tampaknya produktif saat itu tapi tidak mendatangkan kemajuan.

Penulis
Lois R. Weinblatt adalah pendiri True North Business Development.
3 MIN DURASI BACA